GAYA BAHASA DWITASARI DALAM ANTOLOGI
CERPEN
JATUH CINTA DIAM-DIAM : KAJIAN STILISTIKA
Dosen
Pengampu:
Dr.
DWIYANI RATNA DEWI, M.Pd.
Oleh:
ANIFATUL
KHASANAH (20152110004)
A.
LATAR
BELAKANG
Sastra merupakan
wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan yang berada di
sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra adalah bentuk seni
yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan
bahasa.Menurut Hudson (dalam Tarigan 2009:10), sastra merupakan pengungkapan
baku dari peristiwa yang telah disaksikan orang dalam kehidupan, yang telah
direnungkan, dan dirasakan orang mengenai segi-segi kehidupan yang menarik
minat secara langsung dan kuat dari seorang pengarang atau penyair.Sastra hadir
sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada.
Karya sastra
adalah wujud permainan kata-kata pengarang yang berisi maksud tertentu, yang
akan disampaikan kepada penikmat sastra. Karya sastra merupakan luapan perasaan
pengarang yang dicurahkan dalam bentuk tulisan, menggunakan kata-kata yang
disusun sedemikian rupa. Karya sastra adalah wacana yang khas yang di dalam
ekspresinya menggunakan bahasa dengan memanfaatkan segala kemungkinan yang
tersedia (Sudjiman 1993:7).
Lazimnya pada
naluri manusia, biasanya seorang pengarang berminat mengusung realitas yang
dijumpainya dalam sebuah cerita. Ia menjadi saksi yang mempunyai kekuatan
imajinasi untuk menceritakan keaadaan zamannya, bahkan ia tidak tabu untuk
mengangkat realitas empiris yang pernah dialaminya sebagai pribadi dalam
karangannya, selama yang menjadi tumpuan baginya bukanlah fakta semata-mata.
Meskipun hal yang diangkat adalah hasil pengalaman pribadi dari sang pengarang,
setelah menjadi sebuah cerita realitas empiris ini sudah mengalami perubahan
melalui kekuatan imajinasinya. Dengan imajinasi inilah seorang pengarang mampu
membuat realitas empiris menjadi sebuah cerita fiksi. Jika seorang pengarang
tidak mengindahkan imajinasi, maka hasil karyanya akan mendapati kekeringan
bahasa, karena imajinasi merupakan usaha keras dari seluruh potensi linguistik
yang dimiliki oleh seoarang pengarang untuk sampai atau mendekati
sedekat-dekatnya dasar hati manusia. Oleh karena itulah seorang pengarang
dituntut untuk tetap berpijak pada kreatifitas estetis dalam mengaitkan antara
realitas dan imajinasi sehingga buah karyanya tidak terpantul kembali pada hati
pembaca.
B.
LANDASAN
TEORI
Cerpen atau
cerita pendek sebagai suatu karya seni berfungsi sebagai notulen kehidupan.
Pengarang dengan daya imajinasi yang dimilikinya tidak akan bisa tertidur
dengan nyaman sebelum semua peristiwa itu ditulis, yang akhirnya dapat dibaca,
dipahami, dan direntangkan oleh siapa saja. Dengan demikian apabila seorang
membaca cerpen diharapkan dapat mengetahui seluk beluk peristiwa kehidupan,
tanpa merasa digurui. Diantara peristiwa kehidupan itu adalah kebahagiaan,
keindahan alam, kemajuan teknologi, kesenjangan sosial, kegelisahan batin pada
orang-orang yang tertindas, harapan, kekecewaan, keadilan, kekejaman,
kemiskinan yang teramat parah atau kekayaan yang berlimpah ruah, kehancuran di
masa lalu atau harapan yang menggebu-gebu untuk masa depan, dan lain-lain.
Sebagai dokumentasi, cerpen bagaikan cermin yang memperlihatkan peristiwa
tersebut.
Style ‘gaya
bahasa’ merupakan penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkannilai
estetika dan seni sebuah karya sastra. Gaya bahasa dalam karya sastra dapat
membawamuatan makna tertentu dan memberi gerak pada kalimat. Setiap pengarang
mempunyai gayatersendiri atau dengan sadar memilih gaya tertentu dalam
menyampaikan tuturannya. Dalamdunia sastra masalah gaya penyampaian atau gaya
bahasa ini merupakan sesuatu yang amatmenentukan visi kepengarangan seseorang,
sekaligus menentukan perbedaan suatu karyadengan karya yang lain.
Menggunakan
bahasa untuk menyampaikan gagasan dan imajinasi dalam proses penciptaan karya
sastra sangat diperlukan oleh setiap pengarang. Hal ini menyiratkan bahwa karya
sastra merupakan peristiwa bahasa. Gaya bahasa seorang pengarang dipengaruhi
oleh latar belakang pendidikan, kondisisosial masyarakat, lingkungan tempat
tinggal, dan sebagainya. Gaya bahasa yang digunakan oleh seorang satrawan
dipengaruhi watak dan jiwanya, dan merupakan pembawaan pribadinya.Dengan gaya
tertentu seorang pengarang hendakmemberikan bentuk terhadap apa yang
dipaparkannya. Gaya bahasa yang digunakan olehseorang pengarang dalam karyanya
secara tidak langsung menggambarkan sikap tersebut.
Penelitian ini
merupakan penelitian gaya bahasa perseorangan, yakni penggunaangaya bahasa Dwitasari
(selanjutnya disingkat DS). Karya-karya DS berbentuk cerpen. Cerpen merupakan
cerita narasi. Cerita dalam sebuah karya fiksi merupakan suatu hal yang amat
esensial. Cerita memiliki peranan sentral dari awal sampai akhir karya itu yang
ditemui adalah cerita. Cerita berkaitan dengan unsur pembangun yang lain dalam
karya sastra tersebut. Kelancaran cerita akan ditopang oleh kepaduan berbagai
unsur pembangun itu. Oleh karena itu, cerita merupakan hal yang fundamental
dalam suatu karya fiksi. Tanpa unsur cerita, eksistensi sebuah cerita tidak
mungkin terwujud, sebab cerita merupakan inti sebuah karya fiksi sendiri
sebagai cerita rekaan. Baik-buruknya cerita yang disajikan, di samping akan
memotivasi seseorang untuk membacanya, juga akan mempengaruhi unsur-unsur
pembangun yang lain.
Antologi cerpen
DS dengan judul Jatuh Cinta Diam-diammerupakan
kisah-kisah nyata yang dikumpulkan olehnya. Kisah-kisah unik tersebut dikemas
oleh DS dengan indah dan mudah untuk dinikmati. DS memanfaatkan unsur-unsur
yang membangun sebuah karya. Salah satunya adalah pemakaian bahasa atau gaya
bahasa.
Untuk mengkaji
lebih jauh tentang pemakaianbahasa dalam DS digunakan pendekatan
stilistika.Stilistika merupakan bagian dalamdisiplin ilmu linguistik terapan
karena studi linguistik sangat erat kaitannya denganpengkajian bahasa dalam
karya sastra yang menarik minat para ahli bahasa dan ahli sastra.Sudjiman ( 1993:3)
berpendapat bahwa stilistika mengkaji wacana sastra dengan orientasilingusitik.
Stilistika mengkaji cara sastrawan memanipulasi memanfaatkan unsur dan
kaidahyang terdapat dalam bahasa dan efek yang ditimbulkan oleh penggunaannya
itu. Stilistikameneliti ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra,
ciri-ciri yang membedakan ataumempertimbangkan dengan wacana non sastra,
meneliti derivasi terhadap tata bahasa sebagaisarana literatur, singkatnya
stilistika meneliti sastra fungsi fuitik suatu bahasa.
Kajian ini
bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan gaya bahasa berdasarkan pilihan leksikaldalamJatuh Cinta Diam-diam; (2)
mendeskripsikan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dalamJatuh Cinta Diam-diam; dan (3)
mendeskripsikan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya maknaungkapkan makna
dalamJatuh Cinta Diam-diam.
C.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorangdan perilaku
yang diamati (Bogdan dan Taylor, dalam Moleong,2010:4). Moleong (2010:6)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatifadalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apayang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi,tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalambentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dandengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Selanjutnya, Kirk danMiller (dalam Moleong, 2010:4) menyatakan bahwa penelitian
kualitatifadalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secarafundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalamkawasannya
maupun dalam peristilahannya.
Data penelitian
ini adalah gaya bahasa dalam antalogi cerpen dengan judul Jatuh Cinta Diam-diamkarya Dwitasari. Sumber data dalam penelitian
ini adalah antalogi cerpen dengan judul Jatuh
Cinta Diam-diam yang diterbitkan oleh Plotpoint, Jakarta. Karya DS ini
Telah mengalami tujuh tahap terbitan. Terbitan terakhir pada Maret 2015.
D.
PEMBAHASAN
Untuk mengungkap
gaya bahasa DS dalam Jatuh Cinta
Diam-diam, sumber kutipan dilihat dariketerangan rujukan pada akhir
kutipan. Data-data kebahasaan dalam kedua novel digunakanuntuk melihat gaya
bahasa DS dalam Jatuh Cinta Diam-diam
melalui gaya bahasa berdasarkanpilihan leksikal (Diksi), berdasarkan struktur
kalimat, dan gaya bahasa berdasarkan langsungtidaknya makna.
a.
Gaya
Bahasa Berdasarkan Pilihan Leksikal
Pilihan leksikal
merupakan unsur yang sangat penting dalam menampilkan sebuah cerita. Pilihan
leksikal yang tepat dapat membantu mengungkapkan makna yang ingindisampaikan
sehingga akan memudahkan penggambaran unsur-unsur dalam cerita
sepertipenokohan, latar, alur amanat, dan sebagainya.Dengan demikian, pilihan
leksikal yangtepat pula akan menciptakan kedekatan hubungan antara pembaca
dengan tokoh-tokoh yangada dalam cerita seolah-olah pembaca ikut serta
mengalami peristiwa demi peristiwa yangterjadi dalam cerita.
Uraian mengenai
gaya bahasa berdasarkan pilihan leksikal dalam hal ini meliputi uraian tentang
penggunaan kata abstrak dan konkret, penggunaan kataumum dan kata khusus,
penggunaan kata populer dan kata kajian, penggunaan katapercakapan, penggunaan
kata-kata atau istilah asing, dan penggunaan kata-kata arkaik.
Kata Konkret
Nomina konkret
merupakan kata-kata dari unsur nomina yang dapat diraba dan dapatdilihat.
Secara umum, penggunaan kata konkret dalam Jatuh
Cinta Diam-diam berkaitan dengan alam danlingkungan, hewan, tumbuhan, benda
mati, dan alat-alat untuk mendulang yang selaludigunakan oleh pengarang. Nomina
konkret yang berkaitan denganbenda-benda mati yang terdapat pada setiap judul
cerpen dalam Jatuh Cinta Diam-diam
seperti gerobak mi ayam, lukisan-lukisan kanvas, kora-kora, ponsel. Masing-masing
kata konkret tersebut adapada masing-masing judul dalam antologi DS.
Masing-masing kata tersebut menjadi kata kunci pada masing-masing cerita yang
disuguhkan DS.
Bukti pada
masing-masing judul sebagai berikut
1. Aku masih sibuk melayani pelanggan,
ketika klakson mobil mengkilat warna hitam itu berhenti tepat di depan gerobak
mi ayamku. (Rasa: 14)
2. Aku disambut asbak-asbak penuh
putung rokok yang terletak di mana-mana. Lukisan-lukisan kanvasyang
belum selesai sepenuhnya tergeletak kaku di lantai. (Melihatmu:19)
3. Berkali-kali Cleo memejamkan
matanya. Dia menyesal telah mencoba menaiki kora-kora. Tak ada
romantisnya sama sekali! (Pertemuan:142)
4. Begitu mereka menjauh, kuhubungi
Donna dengan ponselku, (Melepas matahari: 152)
b.
Penggunaan
Kata-kata atau Istilah Asing
Kata-kata atau
istilah asing yang digunakan oleh DS dalam antologi cerpen yang berjudul Jatuh Cinta Diam-diam meliputi kata
benda dalam istilah asing, dan kalimat dalam percakapan tokoh. Kata atau
istilah asing berasal dari bahasa inggris, sedangkan kalimat yang diucapkan
tokoh merupakan bahasa inggris dan bahasa daerah yang digunakan tokoh dalam
cerita tersebut. Kata-kata asing tersebut seperti silly bandz, dan eye liner(Rasa:1,10);
genus, ordo, dan familia (Melihatmu:23); terhipnotis,
comic, punch line, open mic, crystal of knowledge, act out, hook, extro,dan hack (Dalam tawa: 59-65);
Istilah asing
yang terdapat pada kalimat tokoh adalah sebagai berikut:
·
“Are
you kidding me? Plis Haryo, look at me!” Aku mengarahkan wajah Haryo
agar tetap tegar menatap mataku. (Dalam tawa:66)
·
“Garing
gak? Timing-ku gimana?” (Dalam tawa:69)
·
“Hei,
Mpok galau,” sapa Reksa dengan satu emote senyum, emoticon yang
membuat Dian tersenyum lebar. (Komedi kampus:92)
·
Aku
memikirkan percakapan menyenangkan bersamanya. “Postingan kamu di blog
keren, Nesh.” (Diakhiri dengan pelukan:204)
·
“Ono
opo to dek?” Aku duduk di sampingnya, sedikit mengambil jarak.
(Rasa: 8)
·
“Persib
nu aing!” Ucapan itu mengingatkanku pada seseorang yang pernah menjadi
bagian dari hidupku di beberapa tahun lalu. (Perpisahan sunyi: 155)
·
“Pokokna
mah, Persib nu urang!” bisiknya sambil mengepalkan tangan.
(Perpisahan sunyi:155)
·
“Kudu
kumaha deui, Akang? Masa suara segede ini gak denger?” Dengan logat yang
sama seperti dulu, dia menyapaku. (Perpisahan sunyi:158)
·
“Akang
gak tahu rasanya ditinggalin tanpa adanya ucapan perpisahan? Nyesek pisan,
Kang!” Ucap Dina sambil memegang kedua lenganku. (Perpisahan sunyi:161)
Dari
kutipan tersebut, diketahui bahwa pada antologi Jatuh cinta diam-diam dengan jumlah 14 judul cerpen, hanya 6 judul
yang menggunakan bahasa asing. Cerpen berjudul rasa, melihatmu, dan dalam tawa menggunakan
bahasa inggris untuk menyebut kata benda. Sedangkan penggunaan bahasa inggris
terdapat pada judul rasa, dalam tawa, dan komedi kampus. Bahasa asing berupa
bahasa daerah tokoh juga digunakan pada judul perpisahan sunyi dan diakhir
dengan pelukan.
c.
Penggunaan
Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat
Gaya
bahasa berdasarkan struktur kalimat yang digunakan DS dalam Jatuh cinta diam-diam meliputiklimaks
dan interupsi.Klimaks dipergunakan untuk memberikan gambaran kompleksitas
aktivitas tokoh. Terdapat 14 judul dalam antologi cerpen Jatuh cinta diam-diam, semua klimaksnya menceritakan konflik batin
tokoh dan hingga resolusi dan koda pada cerita tersebut tidak sesuai dengan
harapan tokoh. Kecuali pada judul “pertemuan dan susu kaleng” yang mempunyai
resolusi dan koda yang berbeda dengan yang lainnya.
Interupsi
memberikanpenegasan dengan menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan diantarakalimat pokok untuk menjelaskan bagian dari kalimat
sebelumnya. Interupsi dalam Jatuh cinta
diam-diamtampak pada penggambaran sifat-sifat dan karakter tokoh pada
setiap cerita. Penjelasan yang digunakan ada yang berupa kata, frasa, dan
klausa. “Masih ada kesempatan,” Raceya
berbisik dalam hati, tak mendengar pertanyaan yang diajukan padanya. (komedi
kampus:82) kalimat bercetak miring merupakan interupsi (penjelasan) yang berupa
kata.
d.
Gaya
Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna
Gaya
bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna yang biasa disebut trope atau figure of speech dibagi atas dua kelompok, yaitu gaya bahasa
retoris dan gaya bahasa kiasan.
Gaya
bahasa retoris
Gaya
bahasa retoris merupakan gaya bahasa yang membuat penyimpangan dari konstruksi
biasa untuk mencapai efek tertentu. Gaya bahasa retoris yang ada dalam antologi
cerpen Jatuh cinta diam-diamadalah
polisindenton, pleonasme, koreksio, dan hiperbol. Polisindenton digunakan menguraikan,
menegaskan dengan menyatakan beberapa hal, benda atau keadaansecara
berturut-turut dengan menggunakan konjungsi, seperti dan, lalu, namun.
Pleonasmedapat membantu mengalihkan pemakaian kata pada kata tertentu sehingga kalimat
terasatidak membosankan. Hiperbola digunakan untuk menggambarkan keadaan jiwa
atau semangat yang dimiliki oleh tokoh-tokoh cerita. koreksio dimanfaatkan oleh
DS untukmemperjelas pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya agar makna
bisa lebih tepat.Retoris merupakan pertanyaan-pertanyaan yang menghantui
tokoh-tokoh cerita.Gaya bahasa polisindenton dapat dilihat pada kutipan berikut
Reksa
kembali merogoh tasnya, dia membuka kertas
yang lusuh, kertas yang telah dilipat berminggu-minggu, yang tak jadi
diberikan pada Dian. Reksa menyodorkan kertas
lusuh itu, kertas yang terdapat bekas
lipatan di mana-mana. (Susu kaleng:109)
Gaya
bahasa kiasan dalam antologi cerpen Jatuh
cinta diam-diam meliputi personifikasi dan metafora. Personifikasi
melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau bendayang tidak bernyawa ataupun
pada ide yang abstrak. Personifikasi bisa memudahkan penulisdalam menuangkan
ide atau gagasannya. Personifikasi dalam dalam antologi cerpen Jatuh cinta diam-diam dipergunakan
untukmelukiskan perasaan tokoh. Kutipan personifikasi yang terdapat dalam
antologi cerpen Jatuh cinta diam-diam adalah
sebagai berikut:
Saat cinta pertama
memang sulit untuk dilupakan. Itulah saat cinta benar-benar menemukan
ketulusannya, saat cinta menjelma menjadi bagian yang membawa energi positif
bagi seseorang. (perpisahan sunyi:162)
Anesh terkejut melihat
kami berdua. Kurasakan pandangannya mengikutiku sampai ke pintu depan keluar. (diakhiri
dengan pelukan:208)
Metafora
adalah gaya bahasa perbandingan yang tidak menggunakan kata-kata pembanding.
Metaforamerupakan ungkapan yang menyatakan sesuatu sama dengan yang lain yang
sesungguhnyatidak sama. Ada yang dibandingkan dan ada pula pembanding. Kutipan
metafora yang terdapat dalam antologi cerpen Jatuh cinta diam-diam adalah sebagai berikut:
Perempuan yang kaku
itu mencintai si pria pelukis. (melihatmu:28)
“Ini
gara-gara si tua itu!” Gerutu Fira.
(di ujung hari:32)
E. SIMPULAN
Antologi
cerpen yang berjudul Jatuh cinta
diam-diam karya Dwitasari memiliki kata benda konkret yang digunakan
oleh pengarang sebagai kata kunci pada setiap cerita. Antologi cerpen yang
berjudul Jatuh cinta diam-diam memiliki 14 judul cerpen dengan alur dan
penokohan yang berbeda. Konflik yang dibangung oleh Dwitasari adalah konflik
batin dari masing-masing tokoh yang ada pada cerita. Dwitasari menggunakan
bahasa asing untuk memperindah cerita. Bahasa asing tersebut digunakan untuk
menunjuk kata benda dan ada yang digunakan dalam percakapan antar tokoh yang
menjadi khas dari tokoh tersebut. Bahasa asing yang digunakan adalah bahasa
Inggris untuk menunjuk kata benda, seperti yang ada pada 3 judul cerpennya
yaitu rasa, melihatmu, dan dalam tawa. Dwitasari menggunakan
bahasa asing berupa bahasa Inggris dalam percakapan antar tokoh terdapat pada
judul komedi kampus dan dalam tawa. Sedangkan bahasa asing
dengan bentik bahasa daerah dalam percakapan antar tokoh terdapat pada judul rasa, perpisahan sunyi, dan diakhiri dengan pelukan.
Dwitasari
menggunakan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat pada setiap cerita yang
diungkapkannya. Cerita-cerita yang diungkapkan Dwitasari adalah cerita-cerita
keseharian pembaca, dan diungkapkan dengan kalimat-kalimat sederhana yang mudah
dipahami. Namun, Dwitasari juga menggunakan majas personifikasi dan metafora
pada bebrapa cerpennya yakni pada cerpen yang berjudul perpisahan sunyi, diakhiri dengan pelukan, melihatmu, dan di ujung hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,
Burhan (ed). (2008) Metodologi Penelitian kualitatif: Aktualisasi
Metodologis Ke
Arah Varian Kontemporer.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
RemajaRosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Grafiti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar