Selasa, 29 Desember 2015

ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) INDAHNYA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KARYA H. SUYATNO DKK DAN INDAHNYA BAHASA INDONESIAKU KARYA KARSIDI UNTUK SD KELAS I OLEH SUPRIYATI NIM : 20152110130

ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) INDAHNYA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KARYA H. SUYATNO DKK DAN INDAHNYA BAHASA INDONESIAKU KARYA KARSIDI UNTUK SD KELAS I                       




OLEH: SUPRIYATI

NIM : 20152110130























PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai upaya pembaruan telah dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan, tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diiinginkan. Dalam interaksi belajar-mengajar tidak hanya diperlukan seorang pengajar dan peserta didik, tetapi juga sebuah alat pembelajaran. Misalnya, buku teks atau buku pelajaran. Dengan adanya buku teks, guru dan siswa akan terbantu dalam memperlancar proses belajar-mengajar. Buku teks atau buku ajar sering menjadi buku pegangan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Buku teks dapat pula digunakan sebagai referensi utama atau sebagai buku teks penunjang. Baik guru maupun siswa memerlukan buku teks untuk membantu proses pembelajaran supaya mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, guru harus selektif dalam memilih buku teks atau buku ajar yang sesuai dengan pembelajaran dan kurikulum yang berlaku. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2007:6). Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih guru untuk dipelajari siswa harus berisi materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Maka dari itu, pemilihan bahan ajar harus mengacu atau merujuk pada standar kompetensi. Buku teks terdiri atas buku teks pokok dan buku teks pelengkap (Supriadi, 2000:2). Buku teks pokok disediakan oleh pemerintah atau Depdiknas yang telah melalui proses penilaian Puskurbuk, sedangkan buku teks pelengkap adalah buku-buku terbitan swasta yang dibeli oleh sekolah atau siswa berdasarkan pilihan setempat.
Buku teks pokok yang dimaksud adalah Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang merupakan produk dari Puskurbuk. Melalui hadirnya BSE pemerintah bermaksud
3
menyediakan buku teks bermutu untuk setiap mata pelajaran yang dapat diperoleh atau dijangkau oleh setiap guru dan murid di seluruh Indonesia dengan harga murah. Begitu pula, untuk buku teks mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pihak sekolah dianjurkan menggunakan BSE yang telah melewati penilaian Puskurbuk dan telah disesuaikan dengan kurikulum terbaru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru Bahasa Indonesia di SD swasta di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, diketahui bahwa pihak sekolah sering terkendala dalam hal pendistribusian buku teks dari pemerintah. Jarak antara pengajuan permintaan dengan pendistribusian buku terpaut jauh. Pihak sekolah tidak bisa hanya menunggu sementara pembelajaran harus tetap berlangsung, sehingga pihak sekolah menggunakan buku terbitan swasta sebagai buku pokok. Tujuan awal penggunaan buku teks pelengkap atau buku teks non-BSE terbitan swasta ialah untuk mendampingi buku teks yang disediakan pemerintah, meskipun kenyataannya tidak selalu demikian. Kenyataan di lapangan, setelah melakukan survei ke SD YPPI kota Surabaya peneliti menemukan bahwa pemanfaatan buku teks pelengkap terbitan swasta sebagai bahan ajar utama lebih banyak dibandingkan penggunaan BSE. Bahkan, masih ada sekolah yang belum mempunyai koleksi BSE di perpustakan untuk sekadar dipinjamkan ke siswa, sehingga guru menggunakan buku terbitan swasta sebagai buku pegangan siswa. Karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas buku teks pelengkap yang sering digunakan tersebut, terutama kaitannya dengan materi yang harus disesuaikan dengan kurikulum terbaru. Keberadaan buku ajar atau buku teks tersebut tidak bisa lepas dari kurikulum yang diberlakukan. Perubahan kurikulum yang dilakukan selama ini berdampak langsung pada buku teks. Pada saat kurikulum lama diganti isi atau materi buku teks pun harus disesuaikan dengan kurikulum baru. Namun, tak jarang masih ditemukan materi yang tidak sesuai dengan kurikulum berlaku meski buku teks tersebut sudah berlabel "sesuai dengan KTSP”. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis kesesuaian materi buku teks Bahasa Indonesia BSE dengan buku teks bahasa Indonesia non BSE berdasarkan standar isi bahasa Indonesia.
Menganalisis buku teks adalah salah satu cara apakah buku teks mempunyai kualitas yang baik atau tidak. Semakin baik buku teks semakin sempurna pengajaran
4
mata pelajaran yang ditunjangnya. Buku teks bahasa Indonesia bermutu tinggi akan meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil pengajaran bahasa Indonesia. Agar buku teks bahasa Indonesia untuk SD kelas I dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, maka perlu mengetahui apakah buku teks tersebut bermutu tinggi. Analisis terhadap buku teks bahasa Indonesia untuk kelas I terbitan Platinum dengan buku teks bahasa Indonesia kelas I terbitan BSE ini diharapkan mampu membantu kita untuk mengetahui peranan buku teks ini pada sistem pembelajaran dan membantu guru dan siswa untuk memahami materi pembelajaran. B. Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang muncul berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum?
2) Bagaimana penyajian penyajian Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum?
3) Bagaimana kelayakan bahasa Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum?
C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsi kualitas isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H. Suyatno, Ekarini Saraswati, T. Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum
5
2) Mendeskripsi kualitas penyajian Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum
3) Mendeskripsikan kelayakan bahasa Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas I karya H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku Inilah Bahasa Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum.
6
PEMBAHASAN A. Kerangka Teori Teori yang dipakai untuk menganalisis perbandingan kedua buku tersebut berdasarkan Greene dan Petty (1971:540-8) yang memaparkan 10 kriteria cara penulisan buku yang tergolong berkualitas dan baik. Buku teks yang mampu membimbing siswa untuk lebih mudah memamahami pelajaran. Sepuluh kriteria yang harus dipenuhi untuk buku teks yang berkualitas komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1. Buku teks itu haruslah menarik minat anak-anak;
2. Buku teks itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang memakainya;
3. Buku teks itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang memanfaatkannya;
4. Buku teks itu seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya;
5. Buku teks itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu;
6. Buku teks itu haruslah dapat menstimulasi atau merangsang aktivitas pribadi para siswa yang menggunakannya;
7. Buku teks itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para siswa yang memakainya;
8. Buku teks itu haruslah mempunyai sudut pandang atau point of view yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia;
9. Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa;
10. Buku teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa pemakainya.
7
Analisis dilakukan mulai dari membaca buku, memahami materi, dan mendeskripsikan, dan memberikan simpulan dan saran. Dari kegiatan tersebut diharapkan hasil terhadap kualitas buku pedoman bagi guru tersebut. B. Metode
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan langsung terjun ke lapangan untuk mengetahui buku teks yang digunakan di sekolah. Selanjutnya disediakan lembar observasi tentang buku teks yang digunakan di sekolah.
2. Teknik Baca Catat
Teknik baca catat dilakukan untuk memperoleh data berupa materi yang ada dalam buku teks bahasa Indonesia SD I. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca dan mencatat butir-butir materi pembelajaran yang terdapat dalam buku ajar bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya adalah membandingkan/mencocokkan dengan butir-butir materi yang ada dalam standar isi. C. Hakikat Buku Teks Dalam dunia pendidikan, buku teks sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar. Dalam menyebutkan istilah bahan ajar, sering berbeda-beda. Ada yang mengatakan sebagai buku teks dan ada pula yang menyebutkan dengan buku pelajaran. Namun, pada dasarnya adalah sama dan memiliki peran yang penting dalam dunia pendidikan. Istilah buku teks merupakan terjemahan atau padanan textbook dalam bahasa Inggris yang artinya buku pelajaran. Banyak pendapat ahli yang mengemukakan pengertian buku teks. Quest (dalam Tarigan 1990:11) mengatakan bahwa buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional. Menurut Bacon (dalam Tarigan 1990:11), buku teks adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi.
Large (dalam Tarigan 1990:11) berpendapat bahwa buku teks adalah buku standar atau buku setiap cabang khusus dan dapat terdiri atas dua tipe, yaitu buku pokok atau utama dan suplemen atau tambahan. Buku pokok biasanya dijadikan
8
acuan pembelajaran yang digunakan oleh guru dan siswa di sekolah, sedangkan buku suplemen atau buku tambahan merupakan buku pelengkap seperti LKS. Buku pelengkap biasanya berisi ringkasan materi yang ada dalam buku pokok dan kegiatan evaluasi sesudahnya. Menurut Tarigan dalam Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia (1986: 66), "Keeratan hubungan buku teks dan kurikulum dapat diumpamakan, digambarkan atau dibandingkan dengan hubungan antara ikan dengan air, ikan dengan tebing, atau juga dapat disamakan dengan dua sisi mata uang, dua tetapi satu, satu tetapi dua”. Namun, di dalam buku teks tidak ada rincian pasti mengenai apa yang menjadi standar kompetensi atau apa yang menjadi kompetensi dasar. Semuanya sudah dituliskan menjadi sub-sub materi. Buku teks yang baik haruslah menarik dan mampu meransang minat siswa untuk termotivasi belajar. Dengan buku yang menarik siswa akan mau belajar dan tertarik untuk memahami materi pembelajaran. Menurut beberapa ahli dalam pusat perbukuan (Depdiknas 2005:4) buku pelajaran adalah media pembelajaran (instruksional) yang dominan peranannya di kelas, media penyampaian materi kurikulum, dan bagian sentral dalam suatu sistem pendidikan. Dalam Permen Nomor 11 pasal 1 tentang buku teks, dinyatakan bahwa buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah buku mata pelajaran yang disusun oleh para pakar sesuai dengan kurikulum, terdiri atas materi pembelajaran, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dan digunakan untuk membantu guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
Buku pertama yang dianalisis adalah Buku Sekolah Elektronik (BSE) berjudul Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 1 karya H. Suyatno,Ekarini Saraswati,T.Wibowo, Sawali, Sujimat . Buku pemerintah yang telah lolos penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ataupun Pusat Perbukuan (Pusbuk). Sehingga Buku Sekolah Elektronik (BSE) sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Buku ini memuat sepuluh bab yang terbagi menjadi dua semester. Tiap-
9
tiap semester terdiri atas lima bab. Tiap bab terdiri atas tiga sampai empat kompetensi dasar. Buku kedua yang dianalisis adalah buku non BSE berjudul Inilah Bahasa Indonesiaku untuk SD dan MI kelas I karya Karsidi dengan penerbit Platinum. Buku ini milik penerbit swasta yang tidak mendapat penilaian dari pemerintah. Buku ini memuat sepuluh bab yang terbagi menjadi dua semester. Tiap-tiap semester terdiri atas lima tema. Tiap tema terdiri atas tiga sampai empat kompetensi dasar. Berikut disajikan hasil analisis aspek kajian isi, kajian penyajian, dan bahasa. 1. Kualitas Isi Aspek ini merupakan bahan pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran. Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan. Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang bias. Kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognitif siswa. Kutipan lagu, puisi, atau wacana yang diambil dari sumber otentik lain diberikan sumber rujukannya. Ilustrasi harus sesuai dengan teks. Demikian pula peta, tabel, serta grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana. Sementara itu, perincian materi harus sesuai dengan kurikulum. Perincian materi juga harus memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman. Kelayakan isi dalam menilai kriteria kualitas penulisan buku teks bahasa Indonesia meliputi beberapa komponen yaitu: a) Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Buku teks pelajaran bahasa Indonesia yang baik seharusnya berisi materi yang mendukung tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar) dari mata pelajaran tersebut.
Materi yang disajikan mencakup semua materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Materi yang disajikan juga mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua kompetensi dasar (KD). Selanjutnya materi yang disajikan mulai dari pengenalan konsep, definisi, prosedur, tampilan output, contoh, kasus, latihan, sampai dengan interaksi antar-konsep sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik dan sesuai dengan yang diamanatkan oleh kompetensi dasar (KD).
10
SK dan KD merupakan tolok ukur pedoman dalam pembelajaran dan merupakan tujuan ketercapaian pembelajaran. Uraian materi yang ada di dalam buku secara implisit memuat materi yang mendukung tercapainya minimum SK-KD yang lengkap dengan ketentuan sebagai berikut:
o 40 ≤ KD ≤ 60, masuk ke dalam kategori sangat baik
o 21 ≤ KD ≤ 40, masuk ke dalam kategori baik
o KD ≤ 20, masuk ke dalam kategori cukup baik
o Dan jika tidak memenuhi ketentuan di atas masuk ke dalam kategori kurang baik..
Tabel 1
 SK, KD Semester 1 dan 2 Mapel Bahasa Indonesia Kelas I SD
11
SK dan KD tidak dituliskan secara eksplisit (gamblang) di dalam buku teks,
namun ditulis secara implisit.
Misalnya:
Dalam "Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD
kelas I karya H. Suyatno, Ekarini Saraswati, T. Wibowo, Sawali, Sujimat dan buku
Inilah Bahasa Indonesiaku SD kelas I karya Karsidi penerbit Platinum"
a. SK dan KD dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra
Indonesia ini ditulis secara eksplisit dengan hanya menuliskan judul "Ayo belajar
membaca", sedangkan dalam buku Inilah Bahasa Indonesiaku "Bacalah dengan
suara nyaring"
Kedalaman materi "Buku Sekolah Elektronik (BSE) Indahnya Bahasa dan Sastra
Indonesia" merupakan uraian materi yang mendukung tercapainya minimum KD
12
yang sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. Sedangkan keluasan materi berkenaan dengan materi yang disajikan harus mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. Sedangkan materi di buku "Inilah Bahasa Indonesiaku penerbit Platinum" pada uraian materi yang dijabarkan yang mendukung pencapaian semua KD terlalu berat bagi kemampuan peserta didik yang baru mengenal huruf dan belajar membaca, didalam materi cara pengucapan huruf m, p, b yang benar. b. Kesesuaian materi dengan kurikulum Buku teks bahasa Indonesia yang memenuhi syarat kriteria kelayakan berdasar BSNP haruslah sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2006/KTSP). Kurikulum merupakan suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah. Kurikulum yang berlaku untuk bahasa Indonesia 2006 mencakup keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan. Aspek keterampilan kebahasaan meliputi: a. Mendengarkan b. Berbicara c. Membaca d. Menulis "Buku Sekolah Elektronik Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia" uraian materi sudah mencakup semua aspek yang ada di standar isi dan sesuai dengan perkembangan peserta didik, sedangkan dalam buku "Inilah Bahasa Indonesiaku Penerbit Platinum" uraian materi sudah mencakup semua aspek yang ada di standar isi. Namun, ada beberapa materi yang dirasakan sangat sulit bagi anak yang belum lancar membaca untuk memahami kalimat yang sangat panjang. contohnya:
13
c. Keakuratan materi
Keakuratan materi dalam kriteria kualitas BTBI (Buku Teks Bahasa Indonesia)
menurut BSNP meliputi keakuratan wacana, gambar, contoh, konsep maupun teori.
Materi yang disajikan dalam BSE "Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 1"
sudah sesuai dengan kenyataan, tidak dibuat-buat, dan efisien untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik. Hal ini dapat terlihat dengan adanya sumber yang jelas dan
sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Keakuatan konsep dan teori tecermin dari
kesesuaian teori dengan konsep yang disajikan dalam mencapai Kompetensi Dasar
(KD). Selain itu, keakuratan teori dan konsep itu terlihat juga dalam penggunaan yang
tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan keambiguan.
Materi yang disajikan dalam "Inilah Bahasa Indonesiaku kelas 1 Penerbit Platinum"
sudah sesuai dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini dapat
terlihat dengan adanya sumber yang jelas dan sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa. Untuk keakuatan konsep dan teori tecermin dari kesesuaian teori dengan
konsep yang disajikan dalam mencapai Kompetensi Dasar (KD). Namun, keakuratan
teori dan konsep itu belum mendapat penilaian dari Badan Standar Nasional Penilaian
14
sehingga ada beberapa materi dalam bab yang sulit dipahami oleh anak kelas 1 yang
belum lancar membaca.
2. Kualitas Penyajian
Aspek kelayakan penyajian. Aspek ini harus diperhatikan dalam buku pelajaran, baik
berkenaan dengan penyajian tujuan pembelajaran, keteraturan urutan penguraian,
kemenarikan minat dan perhatian soal. Dari berbagi studi, terlihat bahwa bahasa
(termasuk keterbacaan) merupakan aspek yang cukup unik dalam penyajian materi.
Aspek ini kemudian disajikan terpisah dari materi. Sering penjelasan mengenai kedua
hal tersebut masih bertumpang-tindih, terutama antara materi dan penyajian.
Teknik penyajian
Dua buku BSE dan non BSE ditinjau dari teknik penyajian yang merupakan faktor
penentu kualitas suatu buku teks. Teknik penyajian meliputi:
a. Keruntutan konsep
Keruntutan konsep dalam penyajian kedua buku sudah berhubungan dengan
penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang
konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai
yang belum dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi
pada bagian selanjutnya. Contohnya:
Dari materi tentang membaca per suku kata tentu lebih mudah daripada membaca
suatu cerita.
Buku Sekolah Elektronik Buku Non BSE
15
b. Pembangkit motivasi dalam belajar
Pembangkit motivasi dalam penyajian kedua buku dapat berupa uraian tentang apa yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari bab tersebut dalam upaya membangkitkan motivasi belajar. Dengan adanya ini siswa akan termotivasi dalam mempelajari dari bab per bab. Contoh :
 Pada BSE “Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia” untuk SD kelas I yang ditulis oleh H. Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali dan Sujimat Wahono, pada bab 1 Keluarga, disebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam bab 1 adalah (1) mendengarkan bunyi bahasa, (2) memperkenalkan diri, (3) membaca suku kata kata dan kalimat, (4) menjiplak gambar lingkaran dan huruf.
 Pada Non BSE "Inilah Bahasa Indonesiaku" untuk SD kelas I yang ditulis oleh Karsidi penerbit Platinum pada pembelajaran 1 diri sendiri, disebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah (1) mendengarkan dan melakukan sesuatu, (2) mengenal nama benda, (3) membaca nyaring, (4) menulis permulaan
c. Kata-kata kunci baru pada setiap awal bab
Kata-kata kunci baru yang terkait dari setiap bab perlu disebutkan pada awal bab, agar membantu pemahaman serta pemfokusan siswa. Contoh: Pada "BSE Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia ” untuk SD kelas I yang ditulis oleh H. Suyatno, Ekarini Saraswati, Sawali dan Sujimat pada setiap bab kata kuncinya digambarkan dengan bentuk percakapan untuk menarik siswa.
contohnya:
16
Pada BTBI "Inilah Bahasa Indonesiaku" yang ditulis oleh Karsidi penerbit Platinum
pada pembelajaran diri sendiri, disebutkan kata kunci seperti anggota tubuh, huruf,
membaca, nama, sikap dan warna.
Kedua buku memberikan kata kunci yang jelas. Namun, yang mudah dipahami yaitu
buku BSE. Sedangkan buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" juga masih banyak
kekurangan yang perlu mendapat perhatian agar materi yang diperoleh peserta didik
tidak terlalu sulit dan sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis peserta didik.
Di bawah ini ada beberapa contoh kesalahan isi materi/beban materi yang seharusnya
bukan untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar:
d. Soal latihan pada setiap akhir bab
Soal-soal latihan pada setiap akhir bab pada BTBI diperlukan agar dapat melatih
kemampuan memahami dan menerapkan konsep yang berkaitan dengan materi dalam
bab sebagai umpan balik disajikan pada setiap akhir bab.
Pada buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" penerbit Platinum dalam penyajian soal-soal
latihan disertai dengan gambar berwarna serta penataan yang indah untuk menarik
siswa agar tidak merasa bosan dan jenuh. Sedangkan pada "BSE Indahnya Bahasa dan
Sastra Indonesia" dalam penyajiannya kurang menarik. Gambar kurang jelas.
contohnya:
BSE Non BSE
17
e. Pengantar
Pengantar pada kedua buku berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran bahasa
Indonesia, sistematika buku, cara pengajaran, termasuk materi apa saja yang harus
diberikan ke peserta didik untuk satuan masa pengajaran atau satu semester tertentu,
cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap penting bagi peserta
didik. Yang ditulis pada awal di kedua buku cuma berbeda cara penataan serta desain
tampilan pada masing-masing pelajaran pada semester 1dan 2 sudah masuk pada
kategori sudah sesuai. Masing-masing pelajaran sudah menampilkan buku yang baik,
serta cover buku yang digunakan sudah menarik.
3. Kelayakan Bahasa
Menurut Pusat Perbukuan komponen kelayakan bahasa buku meliputi :
a) Keterbacaan
b) Kejelasan informasi
c) Kesesuaian kaidah Bahasa Indonesia
d) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efesien
Berdasarkan komponen kelayakan di atas, peneliti menjabarkan kelayakan bahasa
buku teks pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 1 Sekolah Dasar sebagai berikut :
a). Keterbacaan
Keterbacaan adalah kemudahan untuk membaca dan memahami suatu teks atau
naskah. Kemudahan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti panjang kalimat, pilihan
kata, dan tata letak.
Keterbacaan pada Buku Sekolah Elektronik " Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia"
sudah sesuai dengan perkembangan psikologis anak yang baru belajar membaca dengan
mengenalkan dari suku suku kata kemudian ditambah dengan huruf mati terus dirangkai
menjadi kalimat
contohnya:

Keterbacaan pada buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" penerbit Platinum juga sudah
sesuai dengan perkembangan psikologis anak yang baru belajar membaca serta membuat
tertarik anak untuk melihat dan membaca karena gambar yang berwarna.
\\
Berikut adalah keterbacaan yang tidak sesuai untruk siswa kelas 1 SD pada semester 1
yang seharusnya masih pada tahap belajar membaca:
BSE pada bab 3 Non BSE pada bab 2
f. Kejelasan informasi
b) Kejelasan informasi

Pada Buku Sekolah Elektronik "Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia" dan buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" dalam memberi informasi dan kejelasan dalam memberi perintah contohnya: Buku Non BSE Buku BSE

c. Kesesuaian kaidah Bahasa Indonesia dan Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efesien Pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) " Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditulis oleh H.Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali dan Sujimat dalam penulisan nya sudah menggunakan kaidah bahasa yang sesuai dengan kopentensi dasar serta materinya penyampaian secara runtut walaupun ada di beberapa bab ada tidak sesuai dengan perkembangan anak kelas I. Sedangkan materi yang ada didalam buku menggunakan bahasa secara efektif dan efesien Pada buku "Inilah Bahasa Indonesiaku" yang ditulis oleh Karsidi Penerbit Platinum dalam penulisannya sudah menggunakan kaidah bahasa namun buku ini belum mendapat penilaian dari BSNP yang meneliti kebenaran penggunaan kaidah bahasa, dalam penulisan ada beberapa yang belum sesuai dengan kompetensi dasar serta materi dalam buku penyampaian bahasa masih ada yang sulit dipahami oleh siswa. Penulis juga mengembangkan materi yang luas dengan soal-soal latihan setiap bab.






PENUTUP
A. Simpulan
 Buku menjadi media yang masih digunakan hingga saat ini. Buku sebagai salah satu media dalam penyampaian ilmu pengetahuan menjadi alat yang beperan penting bagi pendidikan. Buku teks pelajaran merupakan buku yang digunakan dalam satuan pendidikan di indonesia. Oleh karena itu dalam penulisan buku pelajaran kita harus memperhatikan berbagai aspek sehingga buku yang dibuat tepat sasaran dan mampu mencerdaskan pembaca bukan membodohi pembaca. Sebagai seorang yang bergerak dalam dunia pendidikan kita harus mampu memilih memilah buku mana yang cocok untuk anak didik sesuai dengan perkembangannya. Cara-cara penulisan buku pun harus diperhatikan agar buku menjadi lebih bermanfaat dan sekedar tidak menulis asal-asalan guna memenuhi kepentingan pribadi.

B. Saran
Ada beberapa kekurangan yang ditemukan selama melakukan analisis sehingga saya ada beberapa saran yang dapat diajukan antara lain: 1. Penulis harus mempelajari kriteria-kriteria buku teks yang baik.. 2. Pelajari dan pahami dengan baik standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum. 3. menuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, juga indikator kedalam buku teks jangan hanya tujuan pembelajarannya saja 4. mempersiapkan dengan matang bahan-bahan atau data yang akan dijadikan materi di dalam buku teks. 5. Dalam mendefinisikan sesuatu carilah referensi yang dapat dipercaya. 6. sebaiknya soal yang diberikan bisa lebih bervariasi seperti pilihan ganda dan soal teka teki silang yang berhubungan dengan materi 7.materinya sebaiknya lebih dijelaskan lebih mendetail lagi karena buku teks lebih monoton ke cerita-cerita pendek 8. Pendistribusian buku BSE jangan sampai terlambat sehingga sekolah memakai buku penerbit lain yang belum ada penilaian dari BSNP 21



Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional ,2005 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional ,2008, Permendiknas Nomor 02 tentang Buku. Jakarta: Depdiknas. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2323056-pengertian-buku-teksciri-buku/ diakses tanggal 2 Maret 2013
H. Suyatno, Ekarini Saraswati, T.Wibowo, Sawali, Sujimat,2008 Buku Sekolah Elektronik, Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta:PT Macanan Jaya
Cermelang Karsidi,2012 Inilah Bahasa Indonesiaku,Solo: Platinum, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Mulyasa, 2008.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar